Sabtu, 03 Maret 2012

Yoshan

Oke, sebenernya aku gak tau gimana nulis namanya. Tapi menurut suara yang aku dengar, namanya adalah Yoshan. Aku mengenalnya saat pertama kali berkujung ke dokter gigiku. Saat itu dia sedang berlari kesana-kemari. Kesan pertama tentu saja menyenangkan, seorang anak kecil lucu dan ganteng. Saat ayahnya sedang mencetak gigiku, dia duduk dimeja kerja ayahnya dan memukul meja dengan penggaris.
Ayahnya bertanya " Asan lagi buat apa,nak?" dengan ceggirannya dia menjawab "Rumah,Pa!"
Dan setelah itu, saat aku mendengarkan ayahnya berbicara tentang behel, yoshan bermain dibawah kursi praktek doker gigi itu.
"Asan, jangan panggil ayah ya nanti kalo kepalanya kena lantai" dan dengan siagap Yoshan berhenti dan memeluk pinggang ayahnya.
Tapi kesan keunyuannya berubah ketika aku akan pulang dan dia menggetok tangganku dengan penggaris. Intinya hari itu aku dan momster dianiaya oleh anak kecil -.-

*******

3 minggu kemudian adalah jadwal kontrolku. Bersama momster aku menunggu dikursi panjang dengan Yoshan yang telah menyapa kami dengan "sebentar ya,papa lagi ada pasien". Yoshan berlari kesana-kemari. Dia mencoba semua permainan yang dibawakan oleh pembantunya. Berulangkali tangan momster dipukul Yoshan. Saat Yoshan tertidur dipangkuan pembantunya, momster bertanya
"mbak, Yoshan kalo tidur sama siapa?"
"sama ayahnya,Bu. Ibunya lagi pulang ke Jambi."
"loh kalo pulang gitu sering kangen gak Yoshan? Telponan terus tiap hari?"
"enggak bu, Yoshan malah gak mau ngomong sama ibunya. Kalo ngomong triak-triak"
Tepat saat rasa simpati itu mucul pada Yoshan, saat itulah juga namaku dipanggil untuk masuk keruangan.

*******

3 hari kemudian, jadwal cabut gigi. Kelabu.
Saat memasuki tempat praktek sang dokter,kulihat Yoshan lagi-lagi sedang bermain kursi kesana-kemari. Suster dan ayah Yoshan menyambut dengan senyum mereka. Saat suster menyiapkan peralatan, Yoshan bertriak "hahahaha dicabut nanti jadi ompong" dan kami tertawa. Rupannya Yoshan mulai akrab denganku.
Dia terus berada disampingku saat aku menghadapi suntikan dan obeng gigi. Setelah slesai, Yoshan merenggek kepada ayahnya untuk membeli mainan dan jajan di Indomaret (lagi) dan ayahnya menolak. Dia ngambek. Namun dengan penuh kasih sayang, Ayahnya berkata "yuk jalan-jalan kedepan." "naik mobil pah!" "loh kan cuma depan, tu ke situ aja. Keparkiran mobil." dan mereka pun keluar.

10 menit kemudian mereka masuk kembali. Dengan bahagia Yoshan berkata "waaa kujanan" dan ayahnya tertawa penuh kasih sayang padanya. "Nanti kita cuma dirumah berdua loh,nak. Sana kamu main dulu dirumah kakaknya."


Ah, aku memang baru bertemu Yoshan 4kali dan baru tadi dia tersemnyum ramah padaku. Aku cubitin lengan dan pipinya dia hanya tertawa. Aku tau, Yoshan kangen mamanya. Tapi aku yakin dia pasti tau, dia mempunyai ayah yang tiada bandingannya.

0 komentar:

Posting Komentar